KEMACETAN MENJADI PELUANG BISNIS?

 Menurut data dari CNBC Indonesia, Jakarta masuk ke dalam salah satu urutan ibu kota di dunia yang menjadi kota termacet di Asia. Meski tidak menduduki peringkat atas, namun data ini juga menjadi bukti keadaan Jakarta yang masih terbilang padat.

Mayoritas kegiatan masyarakat yang dilakukan di luar rumah menjadi dampak dari kemacetan yang terjadi, sehingga menghabiskan waktu di luar rumah mencapai angka hingga 60% orang di ibu kota. Mobilitas masyarakat yang mayoritas di luar rumah menjadi salah satu kelebihan yang mendasari penggunaan media luar ruang sebagai media pemasaran.

Media luar ruang berada di sekitar lokasi yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, seperti pinggir jalan, di depan bangunan, atau di dekat petunjuk jalan. Lokasi-lokasi tersebut memiliki tingkat awareness tinggi dimana mayoritas pengguna jalan akan melihat atau menyaksikan konten yang dipasang di media luar ruang tersebut.

Pengguna jalan yang setiap hari melintas atau berjalan disekitar media luar ruang memiliki kemungkinan tinggi untuk melihat iklan yang dipasang. Perusahaan yang menggunakan media luar ruang sebagai media promosi menjadi langkah tepat dalam menyasar audiensnya. Selain itu, kelebihan iklan dimedia luar ruang ini adalah tidak adanya akses masyarakat untuk men-skip iklan tersebut.

Media luar ruang yang dapat digunakan sebagai media untuk memasarkan produk atau jasa sebuah brand dapat dilakukan karena kelebihan-kelebihan tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa keperluan mendesain atau membuat pesan pada konten perlu dilakukan sebaik mungkin.

Hal ini menjadi penting karena jika pesan yang ditampilkan tidak menarik, orang yang sedang melintas juga tidak tertarik untuk melihat iklan tersebut. Maka dari itu dengan peluang bisnis ini, sebuah perusahaan atau sebuah brand harus dapat memanfaatkannya sebaik mungkin agar biaya dan juga karya yang telah dibuat akan berhasil secara maksimal dalam menyasar audiensnya.